Laporan Khusus SUHAIRI, S.Sos., S.H.
Kreatifitas para ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) di Desa Perjuangan Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara yang tergabung dalam Kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Batik Jumput Ciprat Perjuangan (BAJUMPER) layak untuk diapresiasi. Betapa tidak, berkat kegigihan para Ibu Ibu PKK tersebut, produk kain dan baju batik yang mereka buat kini sudah sampai ke mancanegara seperti ke negara jiran Malaysia dan Negara Jerman di kawasan Eropa.
Mendengar kabar itu, Tim Media Redaksisatu.id.batubara yang dipimpin langsung oleh Pimpinan Redaksi Suhairi, S.Sos., S.H. merasa tertarik dan pada Hari Kamis Tanggal 10 Juli 2025 telah berhasil mengunjungi Desa Perjuangan guna bertemu dengan para Ibu PKK yang ada di sana.
Difasilitasi oleh Kepala Desa Perjuangan Erwin Zunaidi, S.H., kru Media Redaksisatu.id.batubara dipertemukan dengan para Ibu PKK yang tergabung dalam Kelompok UMKM BAJUMPER bertempat di rumah Ibu Siti Absah selaku bendahara Kelompok UMKM BAJUMPER.
Di kediaman Ibu Siti Absah, rombongan Pimpinan Redaksi beserta Wartawan Redaksisatu.id.batubara disambut hangat oleh Ketua Kelompok UMKM BAJUMPER Ibu Rahmawati. Setelah saling berkenalan, kemudian Tim Wartawan Redaksisatu.id.batubara mulai mewawancari Ibu Rahmawati seputar soal perjalanan Kelompok UMKM BAJUMPER dalam memproduksi kain dan baju batik yang pemasarannya hingga ke mancanegara yaitu ke Malaysia dan Jerman.

Gagasan Mendirikan Kelompok UMKM BAJUMPER
Menurut penjelasan Ibu Rahmawati, berdirinya Kelompok UMKM BAJUMPER merupakan hasil gagasan Ibu Kepala Desa Perjuangan Nurhayati, S.Kom. yang secara ex officio menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Desa Perjuangan yang menginginkan Ibu Ibu PKK harus berkarya guna menambah penghasilan suami. Gagasan itu disampaikan dihadapan para Ibu saat berkumpul di rumah Kepala Desa Perjuangan sekitar pertengahan Tahun 2020 dan sontak gagasan Ibu Kades tersebut disambut positif oleh para Ibu yang hadir yang ditindaklanjuti dengan pembentukan Kepengurusan Kelompok UMKM BAJUMPER yang berhasil memilih Ibu Rahmawati sebagai Ketua, Ibu Khuzaimah Amandani sebagai Sekretaris dan Ibu Siti Absah sebagai Bendahara.
Latar Belakang Dipilihnya Usaha Membatik
Dipilihnya usaha membuat kain dan baju batik tidak datang begitu saja. Rupanya ada hal hal yang melatarbelakanginya, yaitu Ketua Kelompok UMKM BAJUMPER Ibu Rahmawati adalah orang yang sebelumnya memiliki keterampilan di bidang membatik. Maka ketika para Ibu PKK masih menebak nebak usaha apa yang akan dijalankan, Ibu Kades Perjuangan Nurhayati, S.Kom. lebih memilih membuka usaha membatik sebab sudah ada Ibu PKK yang memiliki keahlian pada bidang itu seperti Ibu Rahmawati.
Modal Kerja Awal
Saat diwawancarai, Ibu Rahmawati menjelaskan bahwa modal kerja awal usaha membatik murni berasal dari uang Ibu Kades Perjuangan. Bahkan, Ibu Kades Perjuangan terlibat langsung dalam memasarkan kain dan baju batik hasil produksi Kelompok UMKM BAJUMPER tersebut. Cara Ibu Kades memasarkan kain dan baju batik itu adalah dengan membawanya saat bekerja. Di kantor tempatnya bekerja, Ibu Kades Perjuangan Nurhayati, S.Kom., menawarkan kain dan baju batik yang dibawanya kepada teman teman sejawatnya dan hasilnya banyak kain serta baju batik yang terjual dengan harga yang terjangkau.
Legalitas Produk Batik Kelompok UMKM BAJUMPER
Sesuai keterangan yang disampaikan oleh Ketua Kelompok UMKM BAJUMPER Ibu Rahmawati, Kelompok UMKM BAJUMPER beserta produk batiknya telah memiliki legalitas hukum, yaitu Kepengurusannya telah di SK kan oleh Kepala Desa Perjuangan pada Tahun 2021, telah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) yang diterbitkan oleh Kementerian Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu, dan telah memiliki Perlindungan Hak Kekayaan Intlektual (HAKI) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Dengan adanya legalitas sebagaimana dimaksud di atas, Ibu Rahmawati mengaku semakin semangat untuk memajukan usaha membatik Kelompok UMKM BAJUMPER sebab sudah dilindungi oleh hukum serta tidak ada yang perlu diragukan lagi dari aspek keabsahan dalam berbisnis dan berusaha.
Motif Batik Bersifat Abstrak dan Terinspirasi dari Kearifan Lokal
Dihadapan Awak Media Redaksisatu.id.batubara, Ketua Kelompok UMKM BAJUMPER Ibu Rahmawati menerangkan motif kain dan baju batik yang dibuat oleh Kelompok UMKM BAJUMPER sangat berbeda dengan motif kain dan baju batik lainnya. Perbedaan tersebut ucapnya, terletak pada bentuk motif batiknya yang bersifat abstrak. Hal ini memang berbeda dengan motif kain dan baju batik kebanyakan di pasaran yang lebih cendrung bersifat konkrit seperti motif bunga, burung dan lainnya.
Saat ditanya mengenai alasan membuat motif batik yang bersifat abstrak, Ibu Rahmawati memaparkan bahwa motif batik yang mereka produksi dihasilkan dari cara menjumput dan menciprat bukan dari hasil tulisan atau ciplakan sehingga motif batik tidak berwujud konkrit melainkan berwujud sesuatu yang abstrak (tidak tahu berbentuk/berwujud benda apa) sehingga bagi yang melihatnya perlu mengintreprestasikan maknanya sesuai dengan pengetahuan serta pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, ada rasa penasaran bagi orang yang melihat dan menyimak makna abstrak motif batik yang dihasilkan oleh Kelompok UMKM BAJUMPER.
Lebih lanjut diungkapkan Ibu Rahmawati, arti jumput menggambarkan kearifan lokal yang selama ini dijunjung tinggi oleh warga masyarakat Desa Perjuangan. Secara etimologi, kata jumput memiliki makna pungutan dengan jari tangan. Hal ini telah menjadi tradisi bagi masyarakat Desa Perjuangan apabila ada warga yang tertimpa kemalangan atau musibah seperti meninggal dunia, kebakaran dan lainnya maka para tetangga beserta warga lainnya memberikan jumputan berupa beras, uang dan lainnya sebagai petanda sikap gotong royong, sikap kesetiakawanan dan rasa kepedulian sehingga warga yang tertimpa kemalangan atau musibah akan merasa terhibur. Kebiasaan jumput ini juga mencerminkan filosofi hidup berat sama dipikul ringan sama dijinjing.
Kemudian arti Cipratan ujar Ibu Rahmawati menggambarkan etos kerja warga masyarakat Desa Perjuangan yang senantiasa ingin berbagi terhadap tetangga dalam kondisi tertentu sebagai ungkapan rasa syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa. Nilai kultural Cipratan ini tampak jelas pada saat acara pesta. Biasanya pihak yang melaksanakan hajatan pesta membagi bagikan bungkusan kepada mereka yang ikut rewang sebagai wujud rasa syukur dan penghormatan atas tenaga yang telah dikorbankan untuk menyukseskan acara pesta tersebut.
Jadi, kiranya jelas bahwa model membatik dengan menggunakan metode jumput dan ciprat digali dari kearifan lokal yang selama ini telah ada di Desa Perjuangan.
Hambatan dan Tantangan
Ibu Rahmawati menyatakan kepada Tim Media Redaksisatu.id.batubara bahwa dalam menjalankan usaha membatik, pihaknya ada mengalami hambatan dan tantangan.
Hambatan dan tantangan yang sangat dirasakan adalah mengenai permodalan yang kurang mencukupi. Ibu Rahmawati mengaku selama menjalankan usaha membatik, Kelompok UMKM BAJUMPER yang diketuainya tidak pernah medapatkan bantuan modal baik dari Pemerintah maupun dari Dunia Usaha. Modal usaha untuk memproduksi kain dan baju batik murni modal sendiri yang diperoleh dari hasil patungan Pengurus dan Anggota Kelompok.
Selain masalah permodalan, hambatan dan tantangan lainnya yang selama ini dirasakan tegas Ibu Rahmawati adalah menyangkut pemasaran dan penjualan produk.
Dikemukakan oleh Ibu Rahmawati, produksi kain dan baju batik Kelompok UMKM BAJUMPER belum ada pangsa pasar yang tetap dan berkelanjutan. Rata rata produksi kain dan baju batik dijual berdasarkan pesanan, orang yang datang dan koneksi yang dipunyai oleh Pengurus serta Anggota Kelompok.
Sampai berita ini ditayangkan/diterbitkan, Kelompok UMKM BAJUMPER belum memiliki bapak angkat dalam hal pemasaran dan penjualan produk batik yang mereka hasilkan. Karenanya, Ibu Rahmawati berharap kedepan kiranya ada pihak pihak yang bersedia menjadi bapak angkat bagi pengembangan usaha membatik Kelompok UMKM BAJUMPER.
Edukasi, Promosi dan Prestasi
Mengutip cerita Ibu Rahmawati saat diwawancarai Kru Wartawan Redaksisatu.id.batubara, dapat dikabarkan bahwa Kelompok UMKM BAJUMPER telah berulangkali mengikuti edukasi usaha, baik itu berupa pelatihan, kursus maupun seminar mulai yang diselenggarakan di Kabupaten Batu Bara, Kota Medan hingga yang diselenggarakan di luar daerah yaitu di Provinsi Yogyakarta.
Selanjutnya, produksi kain dan baju batik yang dihasilkan Kelompok UMKM BAJUMPER Desa Perjuangan juga telah banyak dipromosikan baik itu melalui media sosial, kegiatan bazar maupun kegiatan perlombaan. Dari hasil itu, kini produksi kain dan baju batik Kelompok UMKM BAJUMPER telah banyak yang terjual tidak hanya di wilayah Indonesia tetapi sudah sampai ke luar negeri yaitu ke Malaysia dan Jerman.
Pada September Tahun 2024, Kelompok UMKM BAJUMPER berhasil meraih prestasi gemilang dengan tampil sebagai Juara I lomba kuis Bank Indonesia (KUBIS) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) Cabang Pematang Siantar.
Pengembangan Jenis Produk Batik
Ibu Rahmawati mengatakan bahwa untuk saat ini Kelompok UMKM BAJUMPER telah melakukan pengembangan jenis produksi batik yang mereka hasilkan. Dikemukakannya, kalau pada awal berdiri Kelompok UMKM BAJUMPER hanya memproduksi kain dan baju batik, kini sudah banyak jenis produksi batik yang mereka buat dan jual, yaitu: one set, tas batik, dompet batik, sarung bantal batik, tempat tisu batik, sal batik, dan alas gelas batik.
Dalam membuat jenis jenis produksi batik itu, Ibu Rahmawati memiliki 5 (lima) orang pekerja tetap yang digaji berdasarkan hasil penjualan produk batik.
Terima Kasih kepada UNIMED dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Batu Bara
Dalam wawancara dengan Wartawan Redaksisatu.id.batubara, Ibu Rahmawati tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada Universitas Negeri Medan (UNIMED) melalui program Pengabdian Masyarakat yang pada Tanggal 28 Juni 2025 lalu telah memberikan bantuan 1 (satu) buah mesin jahit guna menunjang operasional Kelompok UMKM BAJUMPER dalam memproduksi Batik. Ucapan terima kasih juga disampaikan oleh Ibu Rahmawati kepada Ketua Tim Penggerak PKK Tingkat Kabupaten Batu Bara yang selama ini telah banyak membimbing, mengedukasi dan mensupervisi Pengurus serta Anggota Kelompok UMKM BAJUMPER sehingga dalam kondisi jatuh bangun Kelompok UMKM BAJUMPER tetap bertahan eksistensinya hingga saat ini.
Ucapan terma kasih lainnya turut dipersembahkan Ibu Rahmawati buat Kepala Desa Perjuangan Erwin Zunaidi, S.H. beserta Ibu Kepala Desa Nurhayati, S.Kom. yang senantiasa memberikan atensinya terhadap Kelompok UMKM BAJUMPER mulai dari awal berdiri sampai saat ini.
Harapan Kedepan
Menutup perbincangannya dengan Awak Media Redaksisatu.id.batubara, Ibu Rahmawati menyampaikan secerca harapan kepada Pemerintah Kabupaten Batu Bara dan para Pimpinan Perusahaan yang ada di Desa Perjuangan untuk dapat memberikan kepeduliannya membantu memajukan usaha batik yang dikelola oleh Kelompok UMKM BAJUMPER baik dari sisi permodalan, pemasaran maupun dari sisi edukasi dan informasi.

